Bersama Di Rapat Pemuda
GKSBS Kurotidur
Minggu, 5
Februari 2017 menjadi hari Minggu pertama bagi Yohanes Dian Alpasa, yang sedang
menjalankan program multiplikasi Stube-HEMAT Indonesia, area Bengkulu. Program
Multiplikasi adalah program berbagi ilmu yang dilakukan oleh alumni Stube-HEMAT
Yogyakarta di tempat asalnya. Pelakunya disebut sebagai multiplikator dengan
misi sesuai konteks lokal yakni
menghidupkan kembali kelompok pemuda desa dalam wadah komunitas yang
produktif, cerdas, dan kreatif.
Layaknya
perkenalan program kepada pemuda desa, program multiplikasi dilakukan dengan
beberapa tahapan. Dimulai dari tahap persiapan dan perkenalan hingga nanti pada
proses pelaksanaan. Proses ini akan sampai pada tahapan yang lebih luas dengan
ditandai terbentuknya komunitas yang mampu “menghidupkan” kembali suasana desa
yang aktif dan harmonis. Tahap awal yang dilakukan saat ini adalah ikut aktif
menghadiri acara-acara baik di lingkungan RT, lingkungan Gereja setempat, dan
lingkungan Karang Taruna Dusun 7, Desa Margasakti.
Meski bukan
komunitas baru, tetapi menjadi baru setelah bertahun-tahun ditinggalkan untuk
studi di Yogyakarta, dan perlu waktu untuk kembali terintegrasi di dalamnya
belum lagi perbedaan usia yang ada. Pertemuan dengan Pemuda GKSBS Kurotidur di
Gedung Gereja, Desa Margasakti merupakan pertemuan pertama yang dilangsungkan
pada pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB.
“Saya dan mereka
mula-mula merasa canggung karena perbedaan usia kami yang terpaut sekitar
6 hingga 10 tahun. Ketika saya pergi
merantau untuk studi, anak-anak ini masih kecil”, Yohanes memaparkan. “Tetapi
kesempatan ini tidak sia-sia, karena tercatat 13 orang pemuda GKSBS Kurotidur
menghadiri rapat bulanan untuk mempersiapkan PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni)
Klasis Bengkulu yang akan diselenggarakan pada bulan Juli 2017 di GKSBS Penarik
(Kabupaten Muko-muko, 250 Km arah Utara). Mereka yang datang masing-masing dari
enam Wilayah Pelayanan yakni wilayah MT, DAM, KT, BP, Tanah Tinggi, Batik Nau”,
lanjutnya. PORSENI yang disiapkan bertujuan bukan untuk kompetisi tetapi
sebagai wadah saling bertemu dan bersilaturahmi. Lomba yang digelar pun dibuat
lucu, sengaja untuk menambah semarak acara.
Di akhir
pertemuan sebagian pemuda kembali ke rumah sementara Pdt. Cornelius Saito,
Pendeta Jemaat dan sebagian meluangkan waktu berbincang-bincang dengan sebagian
pemuda yang masih tinggal. Dari perbincangan tersebut diperoleh informasi
mengenai dinamika jemaat di lingkungan Kecamatan Padang Jaya serta pergumulan
dan harapan jemaat dan warga sekitar.
Sharing tersebut
memberi acuan yang cukup jelas dalam menentukan arah program multiplikasi
selanjutnya. Terus bergulir dan
mengalir! (YDA).
Komentar
Posting Komentar